Saturday, October 16, 2010

Keinginan atau Kebutuhan?

“Cari kerja itu susah. Cari kerja yang sesuai dengan passion lebih susah lagi. Mempertimbangkan tuntutan di sana-sini.” – yang ada di pikiran saya sehabis pulang dari hari kedua Titian Karir ITB.



Memang sih belum lulus, tapi kan ga ada salahnya buat coba-coba CV ke lowongan-lowongan tersebut :D

So, here we are. Tadi pagi, seharian, saya dan beberapa teman menjadi salah satu dari ribuan jobhunter yang mencoba mengadu peruntungan di beberapa stand perusahaan. Hari sebelumnya, kami sudah melihat-lihat terlebih dahulu perusahaan apa saja yang membuka stand dan posisi apa saja yang mereka “tawarkan”. Jadi hari ini, sudah berbekal persyaratan pelamar kerja yang lengkap (CV + cover letter + transkrip + ijazah + pasfoto) kami langsung menuju stand-stand perusahaan yang sudah diincar kemarin. Cukup menyenangkan mempunyai dua background pendidikan, Teknik Lingkungan dan Teknik Perminyakan. Jadi ketika melihat lowongan kerja yang ditawarkan, posisi yang dilamar bisa lebih banyak (dan lebih bingung terkadang).

So, karena background saya begitu, jadi kecenderungan saya untuk melamar di perusahaan yang berhubungan dengan oil and gas, entah itu owner atau Service Company, dan beberapa mining company. Karena sudah survey sehari sebelum, jadi hari ini sangat well prepared dengan cover letter yang diketik rapi nama perusahaan dan posisi yang diincar. Sampai ketika saya memutuskan menunggu teman yang sedang mengantri apply online, tidak sengaja melihat stand sebuah media internasional ini. Tadinya hanya ingin melihat, tapi seorang teman mendorong untuk, “ayolaahh liat aja..” Akhirnya saya beraniin diri buat “melongok” ke stand itu.

Media. Jurnalistik. Reporter. Tingkat Asean. This is sooo tempting. Setelah bertanya-tanya sedikit dengan mas dan mbak yang menjaga stand, saya terpikir untuk iseng-iseng berhadiah apply kesana. Dan saya excited sekali, for sure. Inilah perbedaan yang jelas terlihat antara kebutuhan dan kemauan. Err, kurang tepat sih perumpamaannya. Well, I’m just gonna tell you. Saya suka sekali dengan dunia jurnalistik. Entah sejak kapan mulainya, tetapi saya mulai menekuninya dari SMP dengan bergabung di majalah sekolah bernama PEMA (Pewarta Lima, karena SMP saya adalah SMP 5 Bandung). Kemudian dilanjutkan menjadi penyiar radio, menulis rubrik-rubrik di Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan, sampai saya punya blog seperti ini juga karena saya suka menulis. Meskipun tulisan di blog ini lebih ke curahan hati, bukan sesuatu mahakarya berkualitas yang akan dikagumi dan diresapi maknanya oleh banyak orang.

Itu juga yang membuat saya ingin masuk Ilmu Komunikasi sewaktu lulus SMA. Tapi Ibu saya “melarang”. Yah saya sudah berangkat dari kelas IPA, juga fakta bahwa keluarga besar ayah saya adalah keluarga “teknik”, jadi aneh sekali rasanya dengan jurusan yang saya hendak pilih tersebut. Saya juga ingin masuk Desain Interior, yang akhirnya terhambat kembali dengan keinginan orang tua yang berkata “kuliah di desain mau kerja apa??”. Orang tua saya mungkin kolot. Tapi pada akhirnya saya tetap apply sebagai mahasiswa teknik, sesuai dengan kemauan mereka (dan saya juga). Ya, saya akui saya menyenangi bidang teknik S1 saya. Sampai kemudian saya melanjutkan S2, juga jurusan teknik, meskipun berbeda dengan jurusan S1. Untuk jurusan S2 ini saya belum terlalu mendapatkan kesukaannya di sebelah mana, tapi pada intinya semua bisa dipelajari sehingga saya berusaha membawa santai.

Oke, so, seberapapun tekniknya otak saya sekarang, tetap saya cinta dunia jurnalistik. Itu yang membuat saya kangen siaran, (berusaha untuk) tetap rajin menulis, dan lain-lain. Faktanya, passion dan perjalanan pendidikan saya sudah melenceng begitu jauhnya. Still, someday I still hope I can manage these both. Or three, dengan cita-cita interior designer saya hahahaha..

Ini memang tidak akan segampang yang dikatakan. Karena seiring dengan kamu dewasa, memang kamu lebih berhak untuk menentukan segala sesuatunya sendiri. Tapi juga akan banyak pertimbangan karena banyak tuntutan dari pihak sana dan sini. Saya iri sekali pada teman-teman yang mungkin bekerja sesuai dengan passionnya, lucky you. Doesn’t mean I don’t like engineering. I just love journalistic also.

Jadi, pekerjaan mu sekarang sudah yang kau inginkan (as in passion) atau yang kau butuhkan (as in financial and other consideration)? Cheers good readers. :)

7 comments:

linuxgembel said...

found both in my job now, hope you find yours des

Desti P. Rizki said...

ini kiki ya? hehehe thank you, sedang dalam dilema besar dan belom menentukan arah. Let's hope for the best :)

linuxgembel said...

lets :D

Desti P. Rizki said...

eniwei, tukeran link yuk? :)

linuxgembel said...

done des, check my blog :)

Dewi said...

Hi, I've just found your blog. It's nicely written;)

Can i do a bit correction?please do be careful when you are writing in english.

"This is sooo temptating"

"Tempatating" should be replaced by "tempting". Please check;)

Keep writing!:)

Desti P. Rizki said...

halo dewiiii, nice to meet you!
thank you for the compliment and correction, I'm still learning to write in english hehehe..
Going to correct it ASAP. Have a great day, Dewi :)

 
Header image by sabrinaeras @ Flickr