Monday, August 16, 2010

Rhinitis Alergi

Oke, postingan saya berikut agak berat. Bermula dari 'penyakit' alergi pada hidung saya. Hidung saya sangat rentan untuk bersin berkali-kali. Biasanya pemicunya adalah saat pagi, dingin, bau menyengat, debu, dan bisa apa saja. Akhirnya Jumat kemarin saya memberanikan diri pergi ke Dokter THT, dan tes alergi. Hasilnya, ternyata alergi saya sudah termasuk alergi berat sehingga pengobatannya adalah menggunakan immunoterapi. Akhirnya sampai di rumah, saya browsing dan menemukan beberapa artikel tentang hal tersebut.

Siapa tau kalian (atau keluarga atau teman) ada yang mempunyai masalah yang sama, semoga artikel ini bisa memberi sedikit pencerahan. :)


Sebelumnya kita harus memahami pengertian Rinitis Alergi dan Rinosinusitis.

Definisi
Rinitis Alergi adalah gangguan kepekaan atau reaksi sensitivitas dari tubuh terhadap benda-benda tertentu(allergen). Ada dua penyebab timbulnya Rinitis Alergi, yakni Rinitis Alergi Musiman(hay fever)yang umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari luar rumah seperti benang sari, debu, polusi udara atau asap. Serta Rinitis Alergi yang terjadi terus menerus (parennial) yang diakibatkan karena kontak dengan allergen yang sering berada di rumah misalnya kutu debu rumah, debu parabot, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan yang menyengat.

Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien-pasien yang memiliki atopi, yang sebelumnya sudah tersensitisasi atau terpapar dengan allergen (zat/materi yang menyebabkan timbulnya alergi) yang sama serta meliputi mekanisme pelepasan mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan allergen yang serupa (Von Pirquet, 1986)

Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala-gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen yang mekanisme ini diperantarai oleh IgE (WHO ARIA tahun 2001).

Sedangkan Rinosinusitis yang berdasarkan AAAI (American Academy of Allergy, Asthma and Immunology) terbagi menjadi dua golongan, yakni Rinosinusitis Akut dengan ciri-ciri gangguan ini berlangsung kurang dari 12 minggu. Biasanya terjadi 4 kali dalam setahun.Tetapi biasanya setelah diterapi atau diobati, selaput pada hidung bisa kembali normal. Sedangkan yang kedua yakni Rinosinusitis Kronis dengan ciri-ciri gangguan ini berlangsung lebih dari 12 minggu. Dalam setahun bisa terjadi 4 kali dan selaput atau mukosa tidak dapat kembali normal. Dua golongan Rinosinusitis ini disebabkan oleh berbagai macam, biasanya disebabkan oleh penyakit asma, alergi dan gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir. Sementara Rinosinusitis Akut dapat disebabkan oleh infeksi virus, jamur, peradangan menahun pada saluran hidung, penyakit tertentu seperti gangguan sistem kekebalan tubuh dan kelainan sekresi lendir.

Kedua penyakit ini (Rinitis alergi dan Rinosinusitis) umumnya terjadi secara bersamaan. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, baik laki-laki maupun perempuan. Meskipun bukan penyakit berbahaya yang mematikan, kedua penyakit ini bisa dianggap serius, lantaran penyakit ini dapat memberikan dampak terhadap kualitas hidup seseorang serta sosio-ekonomi bagi masyarakat. Tidak hanya aktifitas sehari-hari yang terganggu, namun biaya yang akan dikeluarkan untuk mengobatinya pun akan semakin mahal apabila penyakit ini tidak diatasi dan menjadi kronis. Selain itu, kedua penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi ke organ vital lain yakni Intrakranial (perdarahan di dalam tulang tengkorak) dan Orbita.

Saat ini, ujar dr. Yusie, seiring perkembangan zaman, angka kejadian yang biasa disebut masyarakat penyakit pilek alergi semakin meningkat dengan 10-25% setiap tahunnya dari angka yang sudah diketahui. Karena kebanyakan masyarakat menganggapnya suatu hal biasa, tidak diperhatikan, diabaikan dan baru berkunjung ke dokter setelah penyakitnya parah. "Orang-orang baru berobat ke dokter jika sudah dianggap parah, padahal pengobatan itu lebih mudah dilakukan sejak dini daripada yang berkelanjutan,"tukasnya.

Rinitis alergi dan Rinosinusitis biasanya ditandai dengan bersin berulang-ulang serta ingus cair yang keluar dari hidung. Hal ini terjadi secara terus menerus dan terjadi berulang-ulang.Jika sudah parah, pengobatan akan lebih sulit dilakukan lantaran penggunaan obat hanya menghilangkan gejala, sedangkan penyembuhannya tergantung peran serta penderita dalam menghindari kontak dengan allergan.

Etiologi / Patofisiologi
Rhinitis alergi adalah penyakit peradangan yang diawali oleh dua tahap sensitisasi yang diikuti oleh reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari dua fase yaitu:

* Immediate Phase Allergic Reaction
Berlangsung sejak kontak dengan allergen hingga 1 jam setelahnya

* Late Phase Allergic Reaction
Reaksi yang berlangsung pada dua hingga empat jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dan dapat berlangsung hingga 24 jam.

Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi atas:
* Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur
* Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang
* Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya penisilin atau sengatan lebah
* Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan

Dengan masuknya allergen ke dalam tubuh kita, reaksi alergi dibagi menjadi tiga tahap besar:
* Respon Primer, terjadi eliminasi dan pemakanan antigen, reaksi non spesifik
* Respon Sekunder, reaksi yang terjadi spesifik, yang membangkitkan system humoral, system selular saja atau bisa membangkitkan kedua system terebut, jika antigen berhasil dihilangkan maka berhenti pada tahap ini, jika antigen masih ada, karena defek dari ketiga mekanisme system tersebut maka berlanjut ke respon tersier
* Respon Tertier , Reaksi imunologik yang tidak menguntungkan

Gejala Klinis
Gejala klinis yang khas adalah terdapatnya serangan bersin yang berulang-ulang terutama pada pagi hari, atau bila terdapat kontak dengan sejumlah debu. Sebenarnya bersin adalah mekanisme normal dari hidung untuk membersihkan diri dari benda asing, tetapi jika bersin sudah lebih dari lima kali dalam satu kali serangan maka dapat diduga ini adalah gejala rhinitis alergi. Gejala lainnya adalah keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak. Hidung tersumbat, mata gatal dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya air mata.

Beberapa gejala lain yang tidak khas adalah:
* allergic shiner bayangan gelap di bawah mata yang disebut.
* allergic salute Gerakan mengosok-gosokan hidung pada anak-anak
* allergi crease, timbulnya garis pada bagian depan hidung.

Beberapa pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah:
* Pemeriksaan nasoendoskopi
* Pemeriksaan sitologi hidung
* Hitung eosinofil dalam darah tepi
* Uji kulit allergen penyebab

Penatalaksanaan
* Terapi yang paling ideal adalah dengan menghindari kontak dengan allergen penyebab
* Pengobatan, penggunaan obat antihistamin H-1 adalah obat yang sering dipakai sebagai lini pertama pengobatan rhinitis alergi atau dengan kombinasi dekongestan oral. Obat Kortikosteroid dipilih jika gejala utama sumbatan hidung akibat repon fase lambat tidak berhasil diatasi oleh obat lain
* Tindakan Operasi (konkotomi) dilakukan jika tidak berhasil dengan cara diatas
* Penggunaan Imunoterapi.

Untuk itu terdapat lima langkah meningkatkan kualitas hidup penderita Rinitis Alergi. Menurut dr. Roestinisdi DS,. dr Sp THT-KL, yakni pahami kondisi tubuh anda, hindari faktor penyebab dan pencetus timbulnya gejala, cegah komplikasi yang bisa timbul, ubah gaya hidup serta kenali obat alergi.

1. Langkah Pertama Pahami Kondisi Tubuh Anda
Langkah pertama yang harus anda lakukan yakni memahami kondisi tubuh anda. Dimana anda harus mengetahui bahwa pilek alergi bisa menyerang semua usia. Biasanya penderita pilek alergi sangat peka terhadap allergen termasuk bahan-bahan penyebab terjadinya alergi, baik yang terhirup hidung maupun dari makanan.

Semua bisa terjadi, jika kondisi tubuh menurun maka gejala pilek akan muncul. Gejala dimulai dengan rasa gatal pada hidung, disusul dengan serangan bersin-bersin, keluar ingus cair (seperti air) dan hidung menjadi tersumbat, yang sering kali lebih berat di malam hari. Juga biasa terjadi gejala gatal pada mata, telinga dan langit-langit lidah. Namun pada kondisi yang sudah parah, gejala bisa muncul hampir setiap hari disepanjang tahun.

2. Langkah Kedua Hindari FaktorPenyebab Dan Pencetus Timbulnya Gejala
Perlu diketahui bahwa faktor penyebab timbulnya gejala ada dua macam yakni dari dalam tubuh yakni pertumbuhan hormonal seperti yang terjadi pada ibu hamil atau minum pil KB dan menderita hipertiroid. Namun bisa juga karena psikis yang disebabkan stres,emosi meningkat, serta ada keturunan penderita alergi. Kemudian dari luar tubuh bisa terjadi dari lingkungan seperti allergen hirupan dalam bentuk debu rumah,tungau, jamur, binantang peliharaan seperti anjing, kucing, burung. Juga bisa penyebabnya dari ketombe, tepung sari bunga (pollen) serta kapuk. Allergen juga bisa terjadi terhadap makanan dan biasanya makanan yang terbuat dari susu,telur, kacang, coklat, ikan laut, daging terigu, zat pengawet dan banyak lagi.

Selain itu, mungkin ada debu dari lingkungan kerja yang bersifat allergen. Hal itu disebabkan oleh faktor penyebab pencetus yang biasa memicu timbulnya gejala harus diamati dan dihindari seperti bau-bau yang merangsang. Salah satunya parfum atau minyak goreng, asap rokok, pembakaran kayu dan sejenisnya. Namun alergi juga bisa terjadi saat suhu terlalu dingin, panas dan udara lembab. Untuk itu amati lingkungan sekitar anda.

3. Langkah Ketiga Mencegah Komplikasi Yang Bisa Timbul.
Berbagai komplikasi yang muncul bisa menambah penderitaan dan mempersulit pengobatan. Salah satu komplikasi tersebut menyerang daerah telinga. Menurut dr. Yusie, gejalanya berupa telinga terasa penuh (grebeg-grebeg) hingga terjadi infeksi telinga tengah yang menyebabkan gangguan pendengaran (bahasa jawa : kopoken), juga tenggorokan terasa mengganjal serta batuk-batuk (Pharingitis). Jika timbul masalah ini, yang harus anda lakukan yakni segera ke dokter terdekat, karena jika penyakit ini berlangsung lama dan terus menerus dapat timbul pembengkakan bertangkai selaput lendir hidung yang disebut Polip. Untuk itu, diharapkan jangan sampai timbul komplikasi dengan penanganan sedini mungkin.

4. Langkah Keempat Yakni Merubah Gaya Hidup Anda.
Dengan merubah gaya hidup dan meningkatkan kondisi badan, maka secara otomatis berangsur penyakit ini tidak akan timbul. Bila anda alergi terhadap debu rumah, ikuti petunjuk cara menghindari debu rumah dengan benar. Namun bila anda alergi terhadap binatang peliharaan, sebaiknya tidak memelihara kucing, burung atau anjing. Dan jika anda alergi terhadap makanan tertentu ganti dengan bahan pengganti yang tidak menyebabkan alergi seperti mengganti susu sapi dengan sari kedelai, ikan laut ganti dengan daging, tempe dan tahu.

Selain makanan, lakukan olahraga rutin setiap pagi selama 30 menit, dapat meningkatkan kondisi badan secara umum dengan mengaktifkan sel-sel kekebalan. Selanjutnya konsumsi makanan yangbergizi terutama sayur dan buah segar, istirahat cukup dan hindari stres.

5. Langkah Kelima Kenali ObatAnti Alergi.
Untuk menghilangkan gejala pilek, bersin, hidung tersumbat dan rasa gatal pada mata, hidung, telinga maupun langit-langit dapat diberikan berbagai macam obat antara lain. Seperti obat minum (peroral) golongan antihistamin lebih mudah dikenal klasik CTM. Namun sekarang jenisnya ada berbagai macam seperti Loratadin, Desloratadin,Cetirizine, Fexofenadin. Obat-obatan ini dapat menghilangkan keluhan pilek, bersin dan gatal.

Namun terdapat beberapa golongan obat yang berfungsi untuk menghilangkan keluhan hidung tersumbat, contoh Psedoephedrindan Stabilisator sel alergi. Obat ini berguna untuk menstabilkan sel alergi,sehingga tidak timbul gejala. Kortikosteroid merupakan obat alergi yang ampuh, caranya terbutaline sulfat dosis kecil. Efek sampingnya tremor atau deg-degan, ketotifen (ngantuk). Bisa juga digunakan obat semprot seperti stabilisator selalergi, kortikosteroid. Obat-obatan ini efektif untuk menghilangkan semua gejala pilek alergi, asal dipakai secara benar pada kasus yang tepat.

Kendati demikian, tindakan pencegahan pun perlu dilakukan agar tak merangsang kambuhnya Rinitis Alergi.
* Menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menimbulkan alergi
* Jangan biarkan hewan berbulu masuk kedalam rumah, jika alergi terhadap bulu hewan
* Bersihkan debu dengan menyedot dan lap basah, minimal 2-3 kali dalam satu minggu, jangan menggunakan sapu yang dapat menyebarkan debu.
* Gunakan pembersih udara elektris (AC) untuk membuang debu rumah, jamur dan pollen dari udara. Cuci dan ganti filter secara berkala.
* Tutup perabotan berbahan kain dengan lapisan yang bisa dicuci sesering mungkin
* Jangan mengunakan bahan atau perabot yang dapat menampung debu didalam debu kamar.
* Untuk menghindari kontak dengar allergen, gunakan sarung tangan dan masker ketika sedang bersih-bersih didalam maupun diluar rumah.
* Larang rokok dan pengunaan produk yang beraroma di rumah.

Dengan mengikuti aturan yang diberikan oleh dr. Roestinisdi DS,. dr Sp THT-KL ini secara langsung penderita ikut menyembuhkan dirinya sendiri. Jika bisa berlangsung secara terus-menerus maka dipastikan 5-10 tahun Rinitis Alergi tidak kambuh lagi."Untuk itu mengubah pola hidup sehat bisa mengurangi angka penderita," ungkapnya.


Sumber-sumber:
http://www.surabaya-ehealth.org/content/tips-cegah-penyakit-rinitis-alergi-dan-rinosinusitis
http://medicastore.com/asma/Tes_Alergi.php
http://www.klikdokter.com/illness/detail/66
http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php?article_id=5896
 
Header image by sabrinaeras @ Flickr